Pangan olahan meliputi bahan pangan yang telah diubah dari kondisi alaminya demi keamanan dan kenyamanan. Terkadang kita berpikir bahwa makanan olahan itu buruk, padahal itu hanya kesalahpahaman besar di masyarakat pada umumnya dan makanan olahan sama baiknya dengan produk makanan lainnya. Mari kita ambil contoh susu. Ini harus disebut makanan olahan karena telah dipasteurisasi dan dihomogenisasi. Ada yang lebih suka menggunakan susu mentah dan ada pula yang malah lebih suka susu olahan yang tersedia di toko kelontong dan toko swalayan.
Hal lain yang sangat kuat untuk membuktikan bahwa makanan olahan tidak buruk adalah sayuran beku. Banyak dari kita percaya bahwa sayuran segar adalah yang terbaik, tetapi izinkan saya memberi tahu Anda bahwa pembekuan sayuran ini menjaga vitamin dan mineral yang berarti sayuran tersebut lebih bergizi dibandingkan sayuran segar. Jus buah dan sayur juga merupakan makanan olahan yang sangat menyehatkan karena semuanya dilengkapi dengan ekstra kalsium yang membuatnya semakin bergizi. Metode yang digunakan untuk mengolah pangan antara lain pengalengan, pembekuan, pendinginan, dehidrasi dan proses aseptik. Mari kita bahas pengalengan.
Pengalengan merupakan salah satu metode mengawetkan atau mengolah makanan dengan sangat efektif. Proses ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengemas makanan olahan ke dalam stoples, botol, dan kantong kedap udara, kemudian memanaskannya pada suhu yang mampu membasmi mikroorganisme berbahaya dan menular. Karena masalah yang ditunjukkan oleh Clostridium botulinum dan beberapa patogen lainnya, selalu dikatakan bahwa metode paling aman untuk mengalengkan makanan apa pun adalah dalam kondisi panas dan tekanan yang sangat tinggi. Biasanya, pada saat pengalengan makanan olahan, suhunya sekitar 240 hingga 250 derajat Fahrenheit. Produk makanan kaleng yang paling terkenal antara lain sayuran, daging, makanan laut, unggas, dan beberapa produk susu. Satu-satunya makanan yang dapat dikalengkan tanpa menggunakan tekanan dan suhu tinggi adalah makanan yang memiliki kandungan asam tinggi, misalnya acar dan beberapa sayuran yang dapat ditambahkan asam.
Sejarah pengalengan makanan olahan dimulai pada tahun 1809 ketika seorang pembuat manisan Perancis menggunakan toples vakum pertama yang terbuat dari kaca. Seiring berjalannya waktu, toples kaca digantikan oleh kaleng dan kaleng besi tempa [short name cans]. Kaleng ini langsung populer karena lebih murah, lebih cepat dibuat, dan jauh lebih fleksibel serta tahan lama dibandingkan stoples kaca yang mudah pecah. Sifat kaleng dan kaleng yang kedap udara memainkan peran penting dalam menjaganya bebas bakteri dan makanan dikemas di dalamnya. Teknik double-tampak digunakan dan kaleng yang berisi double-tampak populer disebut kaleng sanitasi.
Makanan olahan atau biasa disebut dengan produk makanan kemasan yang sangat mudah digunakan bahkan semakin populer di kalangan masyarakat saat ini. Jika Anda membeli terlalu banyak makanan olahan maka pastikan Anda selalu memilih produk yang mengandung lebih sedikit kandungan natrium, tanpa lemak trans sama sekali, lebih banyak porsi biji-bijian dan yang terpenting lebih sedikit kalori. Selalu perhatikan juga ukuran porsinya dan lebih suka makan makanan olahan ini dengan salad segar, roti gandum, dan banyak air.